Terganjal Batu Ginjal

33549651_l

Batu ginjal bisa menghambat air seni yang menimbulkan rasa sakit yang sangat.

Kurang minum air putih dan kurang berolahraga dapat
menimbulkan batu ginjal yang menghambat air seni.
YUSUF HIDAYAT, Batam
Awalnya, Soleh hanya merasa masuk angin biasa. Kadang
rasa tak nyamannya meningkat ke bagian pinggang, kadang
di bagian perutnya seperti melilit. “Kalau sudah kambuh mau
jalan aja susah,” katanya.

Pria 34 tahun yang bekerja di bagian sirkulasi surat kabar Pos
Metro Batam ini, selama dua tahun mengabaikan rasa sakit
tersebut. Selama itu dia hanya minum obat biasa saja, dan
sesekali pergi ke tukang urut.

Karena sudah merasa sangat tidak nyaman dengan rasa
sakitnya, akhirnya bapak dua anak ini memeriksakan diri ke
dokter. Setelah diperiksa, dokter menemukan batu sebesar 2
sentimeter di dalam ginjalnya. “Kata dokter, batunya
terbentuk karena asam urat,” ungkapnya.

Diakuinya, selama 10 tahun belakangan tak pernah lagi
berolahraga dan tak pernah pilih-pilih makanan. Padahal
penyakit asam urat terkait dengan pola makan. “Saya juga
merasa selama ini kurang minum air putih padahal saya
banyak bekerja di lapangan,” ujarnya.

Dokter butuh tiga kali untuk menghancurkan batu di ginjal
Soleh dalam dua minggu. Batu ginjalnya dihancurkan dengan
gelombang kejut yang disebut extra corporeal shock wave
lithotripsy (ESWL).

Batunya pun hancur. “Batunya seperti karang atau pasir.
(Batunya) masih kusimpan,” tuturnya.

Kini kondisinya berangsur membaik. Sakit pinggang dan rasa
masuk angin yang dua tahun belakangan sering dia rasakan
sudah tak ada lagi. “Alhamdulillah Rabu (7/1) cek, batunya
sudah gak ada lagi,” ucapnya senang.

dr Fariz, SpU f, Yusuf

dr Fariz, SpU

dr Fariz, SpU dari Rumah Sakit Awal Bros Batam,
mengatakan, batu ginjal di dalam saluran kemih adalah
massa keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran
kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan,
penyumbatan aliran kemih atau infeksi.

“Lokasi awal terbentuknya batu ginjal berada di ginjal,
namun batu ini bisa menyumbat dalam kandung kemih (batu
kandung kemih),” kata Fariz.

Seperti diketahui ginjal berfungsi untuk menyaring sisa-sisa
yang kotor atau racun-racun dari metabolisme. Kemudian
racun-racun tersebut menjadi urine yang dibuang melalui
saluran kemih (ureter).

Sisa-sisa metabolisme inilah yang bisa menjadi batu. Ada
beberapa faktor risiko yang bisa menyebabkan terjadinya
batu ginjal, antara lain riwayat keluarga dengan batu saluran
kemih, penyakit asam urat, riwayat hipertensi, riwayat
hiperparatiroid, kelainan anatomi saluran kemih, bekerja di
tempat panas, banyak duduk dan kurang minum.

Ukuran batu ginjal bermacam-macam, dari ukuran kecil
hingga seukuran tangan orang dewasa. Jenisnya juga
bermacam-macam. Namun yang paling umum terjadi, kata
Fariz, adalah batu kalsium fosfat, batu kalsium oksalat, dan
batu asam urat.

Fariz menyatakan, keluhan orang yang terkena batu ginjal
biasanya sakit pinggang, rasa ingin buang air kecil terus
menerus tapi hanya sedikit yang keluar (anyang-anyangan),
sampai yang air seninya bercampur darah. Menurut Fariz,
anyang-anyangan terjadi jika batu menyumbat di pangkal
uriter. “Kalau masih di ginjal keluhannya pegel-pegel aja,
tapi kalau batunya nyumbat di ureter itu nyeri sekali yang
disebut kolik. Bahkan pasien bisa muntah-muntah,” katanya
saat ditemui di ruang praktiknya, Rabu (7/1/2015).

“Namun, jika batu sampai menyumbat di saluran uretra
(kandung kemih) pasien dapat tidak bisa kencing.”
Penanganan

Penanganan atau pengobatan pasien dengan batu ginjal bisa
dilakukan dengan berbagai macam tindakan, tergantung
besar kecilnya atau lokasi batunya.

Pertama pasien akan diperiksa darahnya (darah lengkap,
fungsi ginjal, asam urat), cek urine, dan radiologi (USG
ginjal dan kandung kemih, BNO-IVP, CT-Scan). “Dari USG
bisa dilihat dimana, seberapa besar batunya, dan berapa
jumlahnya,” terang Fariz.

Kalau batu yang ditemukan ukurannya di bawah 5 milimeter,
lanjutnya, penanganannya hanya diberi obat-obatan yang
membantu memperlebar saluran ureter. Namun, obat-obatan
ini hanya efektif untuk jenis batu ginjal asam urat-batu asam
urat terbentuk karena kondisi urine bersifat asam. “Obat ini
yang akan membuat urinenya bersifat basa sehingga batu
asam uratnya hancur sendiri,” ujarnya.

Karena batu asam urat terkait dengan makanan maka pasien
dengan batu asam urat punya pantangan makan kacang-
kacangan, jeroan, emping, dan bayam.

Fariz melanjutkan, jika ditemukan batu yang besarnya lebih
dari 5 milimeter, ada beberapa pilihan tindakan untuk
menghancurkan batu tersebut, yaitu; extra corporeal shock
wave lithotripsy (ESWL). Tindakan ESWL adalah
menghancurkan batu dengan gelombang kejut. “Tapi ESWL
ini hanya untuk batu yang menyumbat di ginjal dan ureter,”
kata Fariz.

Keuntungan dari ESWL pasien tidak usah rawat inap dan
tidak dibius. Pasien hanya diberi obat antinyeri. Lama
operasinya pun hanya memerlukan waktu satu sampai satu
setengah jam. “Idealnya yang ukuran batunya kurang dari
dua setengah sentimeter,” paparnya.

Selanjutnya, ureteroscopy (URS), yakni meneropong batu
dengan alat endoskopi, selang berkamera melalui lubang
urine, kemudian batu dihancurkan dengan alat yang
dikeluarkan dari selang tersebut. Pasien yang di-URS juga
tanpa dibius. “Lihat itu, batunya diketuk-ketuk sampai
hancur,” ucap Fariz sembari menunjukkan demo di tabletnya.

Batu yang telah hancur akan dikeluarkan bersamaan dengan
keluarnya air seni.

Kemudian, percutaneous nephrolithotomy (PCNI). Tindakan
ini dilakukan jika batu ginjal yang ukurannya lebih dari dua
setengah sentimeter. “Batu di ginjal yang berukuran lebih
dari dua setengah sentimeter akan dihancurkan dengan alat
lewat pinggang yang disayat kecil,” tutur Fariz.

Tindakan lainnya disebut pyelolithotomy. Tindakan ini
dengan operasi terbuka dengan sayatan sekitar 20
sentimeter. Operasi ini dilakukan pada pasien dengan batu
cetak ginjal, yakni batu ginjal yang bentuknya menyerupai
tanduk rusa (stag horn stone). “Besar batunya seukuran
begini,” kata Fariz sambil menunjukkan tangan kanannya
yang jari-jarinya direntangkan.

Menurut Fariz, untuk menghancurkan batu “tanduk rusa” bisa
juga dilakukan dengan menghancurkan sedikit demi sedikit
tapi akan memerlukan waktu yang lebih lama. “Dengan
Pyelolithotomy pasien kira-kira lima hari sudah bisa pulang.”

Kenapa batunya sampai sebesar “tanduk rusa”? “Yang ini
memang tidak ada keluhan, hanya pegel-pegel ringan saja di
piggang. Hilang timbul begitu. Jadi si pasien tidak menyadari
pembentukan batu hingga sebesar itu,” beber Fariz.

Fariz menyarankan jika mengalami gejala-gejala seperti yang
disebutkan di atas agar segera periksa ke dokter.

Batu ginjal dan saluran kemih merupakan penyakit terbanyak
di bidang urologi. Laki-laki berisiko 3 : 1 dibanding dengan
perempuan. Sedangkan risiko seseorang mengalaminya
sepanjang hidupnya sekitar 5-10 persen. Angka kekambuhan
dapat mencapai hingga 50 persen tiap 10 tahun.

“Selain banyak minum air putih (minimal 1,5 liter per hari)
dan rutin berolahraga, pasien sebaiknya kontrol paling tidak
tiga bulan sekali untuk mencegah kekambuhan,” saran Fariz.
***

NB: Tulisan ini pernah diterbitkan di majalah.batampos.co.id.

~ oleh esont pada Agustus 27, 2019.

Tinggalkan komentar