Dompet Cekak, Nongkrong Tetap Asyik

Angkringan Teh Jahe Klaten di Pasar Mega Legenda, Batam Centre.

Harganya Murah Dan Banyak Pilihannya

Jarum jam sudah menunjukkan pukul  23. 56 WIB, suasana angkringan komplek Graha Sulaiman, Nagoya, tidak ramai seperti biasanya. Sebelas lapak-lapak yang biasanya memenuhi area, tepat di pinggir Jalan Sultan Abdulrahman itu, tampak tidak lengkap. Hanya beberapa lapak saja yang masih buka dan menerima pelanggan, Selasa,(20/7) malam lalu.

Hujan yang mengguyur Batam sejak pagi masih menyisakan dingin. Aspal di areal Komplek Graha Sulaiman masih basah.”Mungkin karena hujan itu banyak yang tidak buka,” ucap Iwan, 30, karyawan Angkringan Teh Poci menebak-nebak, ketika kutanya kenapa kok tidak seramai biasanya.

Lima belas meja lesehan yang disediakan Angkringan Teh Poci hanya tiga meja yang terisi. Tampak dua pasang muda mudi sedang asyik menikmati nasi oseng yang disajikan di piring dan teh poci sembari bercengkerama ria. Pohon-pohon pinus dan palm membuat suasana di angkringan  teramai di Batam itu menjadi lebih nyaman. Apalagi cahaya lampu temaram dan view menghadap ke jalan besar, tidak membuat bosan.

Teddy, 24, pemuda asal Kebumen baru saja menuntaskan makan tengah malamnya. Teknisi PT lautan Terang ini sedang santai bersama sepupunya, Anjar, 28.”Meskipun selalu melewati angkringan ini, baru kali ini kami mampir, kepengin tahu aja bedanya dengan angkringan yang di Jawa,” ujarnya.

“View-nya memang oke, tapi sayang kurang hiburannya. Mestinya kalau lagi sepi tamu bagini, ada musik yang diputar biar pelanggan terhibur,” imbuhnya.

“Harganya cukup terjangkau relatif sama dengan yang di Jawa tapi menunya mungkin perlu ditambah,” timpal Anjar sembari menghisap rokok filternya.

Malam mulai beranjak pagi, namun masih ada saja tamu yang bertandang untuk menjejal perutnya yang lapar dan berehat sejenak di atas karpet lesehan angkringan.”Kami tutup tergantung pengunjungnya mas..tapi kalau malam minggu biasanya sampai jam tiga,” ucap Iwan.

Di hari senin sampai kamis, rata-rata angkringan di Graha Sulaiman ini mulai buka dari pukul 17.00 WIB hingga tidak ada tamu. Sedangkan jumat, sabtu, dan hari – hari libur bisa sampai pukul tiga pagi.”Kalau malam minggu meja kami penuh, bahkan banyak yang antre mas,” tukasnya.

Suasana ramai di akhir pekan dan hari – hari libur tidak hanya di Angkringan Teh Poci saja, tapi hampir semua angkringan di sini penuh pengunjung. Pengunjungnyapun bermacam-macam, dari pekerja, remaja, mahasiswa, maupun keluarga.”Tamu hotel di sekitar sini banyak juga yang nongkrong di sini,” ungkapnya.

Angkringan yang berada di pusat bisnis Kota Batam itu, juga menjadi sasaran event organizer menggelar acara. Beberapa kali acara anak muda digelar di sini, seperti acara Nongkrong Abieze. Sebuah acara yang diisi dengan petunjukan musik, tari dan atraksi seni lainnya yang sedang digandrungi anak muda Kota Batam.***

Angkringan Teh Poci di Graha Sulaiman, Nagoya.

Mulai Menjamur,  Jadi Pilihan Alternatif

Lain di Nagoya, lain pula suasana angkringan yang ada di area Pasar Mega Legenda, Batam Centre. Angkringan yang berada di lokasi yang dikelilingi pemukiman padat penduduk ini suasananya lebih santai dan view-nya lebih luas. Tidak ada pohon rindang yang menjadi peneduhnya, hanya langit terbuka. Apalagi posisinya masih jauh dari jalan protokol Jalan Sudirman.

Lapak-lapaknya memang tidak sebanyak di Nagoya, hanya ada tiga lapak. Itupun jaraknya tidak berdekatan. Satu lapak di sebelah kiri food court Mega Legenda yang cukup luas, dan dua lapak lagi di sebelah kanannya.

Gunawan, 33, warga Legenda Malaka, bercelana pendek menggandeng anaknya yang masih kecil menuju lapak Angkringan Teh jahe Klaten, setelah memarkir sepedanya tak jauh dari lapak itu. Mereka langsung memilih sendiri menu makan malamnya, Rabu (21/7) malam lalu. Nasi kucing beserta sate usus, sate kerang, sate ceker, pepes benggol dan tempe mendoan menjadi pilihannya. Dan minumannya pesan susu jahe. “Pengin makan malam yang nyantai aja di sini,” kata pria berkumis tipis ini. Merekapun memilih duduk lesehan. Meja di sebelah mereka, seorang ibu bersama anaknya tampak sedang menikmati menu angkringannya.

Lima meja persegi panjang berjejer di atas aspal, dan lima meja lainnya di atas rumput. semuanya penuh.”Kalau malam minggu kami sediakan 14 meja,” kata Heri, 33, penjaga Angkringan Teh Jahe Klaten.

Menu khas angkringan, nasi kucing, sate baceman, gorengan, & susu jahe.

Wangi jahe dari dalam ceret yang dipanaskan dengan arang kayu itu menyeruak di sekitar angkringan itu. Arang itu juga berfungsi sebagai penghangat menu jika tamu minta dipanaskan. Tempat pembakarannyapun diletakkan di atas lapak. Tidak seperti arang penjual sate yang di pisah dari rombongnya. “Kalau dipanasi dengan kompor biasa, rasa jahenya beda mas,” ungkap Rudi, 24, rekan Heri.

Seperti angkringan di Nagoya, Angkringan Teh Jahe Klaten juga mulai buka pukul 17.00 WIB, tapi tutupnya lebih awal, sekitar pukul 00.00 WIB hingga 01.00 WIB.

Ifan, 31, warga Perumahan Legenda Malaka merupakan langganan angkringan ini.”Awalnya sering diajakin kawan, lama-lama ketagihan,” tukasnya sambil tertawa. “Suasananya enak buat ngopi,” imbuhnya.

Tak hanya warga sekitar saja yang berkunjung ke angkringan di sini, Aril, 30, contohnya. Warga Batuaji ini masih menyempatkan diri untuk nongkrong sekedar menikmati suasana angkringan dan menunya yang murah meriah. Menunya rata- rata dipatok Rp2000, sedangkan gorengan, Rp1000 perbijinya.

“Suasana seperti ini sudah lama tidak saya rasakan, sejak pindah ke Batam enam tahun lalu,” ujar pemuda asal Cepu, Jawa Tengah ini.

Semasa tinggal di Semarang dan waktu sekolah di Gresik, Jawa timur, angkringan menjadi tempat favorit Aril untuk nongkrong. “Selain murah, menunya juga banyak pilihannya,” katanya sambil melahap nasi kucing dan sate cekernya. “Jadi, masih bisa nongkrong meskipun isi dompet sedang cekak,” imbuh Enginering PT Wilmax, Batuampar ini sembari tertawa.

Angkringan mulai menjamur di kota industri akhir-akhir ini, sebut saja di Sekupang, Batuaji,  Tanjungpiayu, Bengkong, dan sejumlah angkringan yang ada di Batam Centre mulai muncul dan digemari. Di tengah semakin tingginya harga barang – barang kebutuhan pokok, apalagi selama ini Batam terkenal dengan harga makanannya yang mahal, angkringan hadir memberi pilihan alternatif yang murah bagi warga Batam. (esont)

~ oleh esont pada Juli 31, 2010.

Satu Tanggapan to “Dompet Cekak, Nongkrong Tetap Asyik”

  1. […] Angkringan/HIK via https://esont.wordpress.com/2010/07/31/dompet-cekak-nongkrong-tetap-asyik/ […]

Tinggalkan komentar